Saat ini pelabuhan terbesar di Indonesia hanya berperan sebagai regional hub. Dengan potensi Indonesia yang begitu besar, seharusnya pelabuhan di Indonesia bisa jauh lebih besar. Setidaknya cukup besar untuk menjadi Pelabuhan Regional Utama dengan mempertimbangkan bahwa Indonesia memiliki letak yang strategis dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.
Sumber: RJ Lino, Ports Unity Indonesia
Salah satu penghambat kemajuan Indonesia adalah masalah konektivitas. Dibutuhkan suatu sistem konektivitas yang efektif dan efisien untuk menunjang pembangunan negeri ini. Hal ini pula lah yang mendasari gagasan tentang Pendulum Nusantara yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan utama di Indonesia dalam suatu koridor untuk menurunkan biaya logistik sehingga daya saing nasional meningkat, seperti yang dikatakan Hafida Fahmiasari di dalam blognya:
There is imbalance in inter-island competitiveness. As result the price in Java and Sumatera is much cheaper than in Sulawesi, furthermore in Papua. We can have very cheap beef in Java but the beef is rare for food in Papua. The Mandarin orange is cheaper than Pontianak orange.
Why does it happen?The answer is the high logistics price in Indonesia. There are inequalities of trade flow between each island. Which is caused by the partiality readiness in provide the infrastucture for trade. As example, Indonesia biggest container port is in Tanjung Priok, Jakarta. Tanjung Priok has lot of traffic flows to other ports in Indonesia and also to international port such as Singapore, Rotterdam, Shanghai, which in Sorong Port, it has nothing special.
Sumber: http://hafidafhmsr.blogspot.nl
Notes:
Download MP3EI disini
Artikel menarik tentang pendulum nusantara disini.
Presentasi RJ Lino, Ports Unity Indonesia disini (credit to http://hendriyono.wordpress.com)