Ini adalah repost dari tulisan yang dibuat oleh Bastanul Siregar di harian Bisnis Indonesia, 3 Juli 2013. Stagnasi di Priok ini memang sudah dikhawatirkan oleh RJ Lino sejak beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, sulitnya birokrasi antar lembaga menjadi salah satu penghambat dari proses perbaikan pelabuhan ini, baik itu untuk proses ekspansi maupun optimasi kapasitas di pelabuhan. Sebagai contoh, menurut pengakuan humas dari Port of Rotterdam, customs disana sangat berkontribusi terhadap performa pelabuhan secara keseluruhan dengan memberikan jaminan waktu pelayanan yang relatif singkat. Menurut Logistic Performance Index dari World Bank tahun 2012, Indonesia berada di peringkat 59, jauh tertinggal dari Singapore di peringkat 1 dan Malaysia di peringkat 29. Jika ditilik lebih lanjut, kelemahan utama Indonesia berada di customs dan infrastructure. Saat ini, permasalahan infrastruktur, terutama di pelabuhan, sedang dicoba untuk diatasi. Semoga dalam waktu dekat, performa customs juga dapat ditingkatkan mengingat sebagian besar ini hanya masalah performa internal yang butuh gebrakan dari seorang pemimpin yang visioner. Semoga permasalahan stagnasi Priok ini dapat diselesaikan secepat mungkin.
_______________________________________________________________________________________
JAKARTA—Waktu tunggu kontainer atau dwelling time jalur merah di Pelabuhan Tanjung Priok pada (customs clearance) tahap pemeriksaan pabean ernyata memakan porsi jauh lebih tinggi dari sebelum (pre-clearance) dan setelah (post-clearance).
Data yang diperoleh Bisnis mengungkapkan dalam periode Januari-April, dwelling time pada tahap pre-clearance dan post-clearance, yang bukan menjadi domain Ditjen Bea dan Cukai (BC), masing-masing hanya menghabiskan waktu 5,3 hari dan 0,9 hari.
Sementara itu, dwelling time pada tahap customs clearance, yang merupakan domain Ditjen BC, memakan waktu 11,3 hari. Apabila dirinci, dari 11,3 hari itu, porsi terbesar berasal dari tahap penjaluran sampai kesiapan barang. Sisanya tahap kesiapan barang sampai SPPB. Read the rest of this entry »